Cerita Seminar Hasil
Cerita
Seminar Hasil
Seminggu lalu, akhirnya aku bisa sampai di tahap
berikutnya menuju kelulusanku. Akhirnya moment seminar hasil yang ditunggu tiba.
Sebenarnya ada rasa tidak percaya diri ketika akan menghadapi seminar hasilnya.
Tapi kalau takut terus, ngga akan maju-maju kan? Jadi aku beranikan diri dan
menanamkan kepercayaan bahwa aku bisa.
Sebenarnya persiapan yang aku lakukan bisa dibilang lumayan
cukup. Karena sebelumnya aku presentasi terlebih dahulu bersama dosen
pembimbing. Moment presentasi ini yang menurutku persiapannya sangat mendadak.
Karena H-1 sebelum presentasi PPT ku hilang. Jadilah aku harus mengulang
membuat PPT dari awal. Syukurnya, yang seharusnya presentasi dilaksanakan di
hari itu, dosen tiba-tiba mengundur waktunya jadi keesokan harinya.
Karena persiapan yang singkat, ditambah sepertinya hormon
bawaan PMS, jadilah aku tegang sekali saat presentasi. Bapak memberikan banyak
pertanyaan dan revisi. Entah kenapa aku merasa gugup sekali sampai-sampai
menangis. Untungnya presentasi dilaksanakan secara online sehingga muka gugup
dan menangisku tidak terlihat. Dari sinilah ketidakpercayaan diriku muncul.
Saat hari presentasi, alih-alih aku mempersiapkan
semuanya di pagi hari. Aku justru harus mengikuti kelas terlebih dahulu bersama
dosen pembimbingku. Jadlah aku merepotkan banyak orang di hari itu. Aku meminta
temanku mengambilkan snack box, ada yang membelikan makan siang, ada yang
merapihkan ruangan. Akh rasanya sangat tidak nyaman merepotkan mereka. Belum
lagi aku latihan presentasi lagi. Tapi aku bersyukur, banyak teman yang ingin
membantu. Artinya banyak orang yang sayang padaku.
Rasa deg-degan bertambah ketika tau bahwa dosen moderator
seminarku adalah dosen yang suka menunjuk audience sehingga pasti akan banyak
pertanyaan. Lalu teman-temanku merencakan rencana bahwa yang akan hadir ke
seminarku tidak akan terlalu banyak dan mereka akan hadir di akhir, sehingga
pertanyaan yang muncul tidak terlalu banyak. Walaupun sudah dibuat seperti itu,
tetap saja rasanya ngos-ngosan menjawab 15+ pertanyaan.
Kejadian konyol lainnya adalah, karena penelitianku membahas
pupuk, jadi aku banyak mengucapkan kata pupuk. Tetapi ketika aku menjawab
pertanyaan, lidahku terpeleset menjadi bilang kata “popok”. Betapa malunya aku.
Alhasil satu ruangan tertawa, termasuk aku sendiri. Sungguh kejadian yang sangat
memalukan. Tapi syukurlah, semuanya berjalan lancar hingga akhir seminar. Aku
sedikit mendapat pujian karena caraku menjawab pertanyaan. Sebuah hasil yang
cukup positif. Aku berharap langkahku ke depannya bisa terus lancar, terutama
menghadapi sidang dan ujian akhir. Amiin.

Komentar
Posting Komentar